Banyak pertanyaan yang terlotar ketika sesorang memutuskan untuk resign dari pekerjaannya. Bahkan tidak sedikit yang menyarankan untuk tidak resign. Wajar jika banyak yang bertanya-tanya. Mungkin karena sudah lama berjuang bersama-sama dan sudah menjadi teman sekaligus sahabat. Muncul rasa empati dan kekhawatiran bagaimana nanti kedepannya, dan sebagainya. Saya mulai bekerja di Yayasan Pendidikan di daerah Rawamangun, Jakarta sejak maret tahun 2011. 10 Tahun sudah saya bekerja di Yayasan Pendidikan tersebut. Selain bekerja di Yayasan Pendidikan tersebut, saya juga menyambi dengan berjualan. Mungkin karena ingin kaya makanya jualan pun dilakukan. Hehehe. Selain mendapatkan gaji tetap dari Yayasan, “Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, AlBazzar, Ath-Thabrani dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rafi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya) pastinya ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Awal tahun 2020, pandemi covid 19 mulai hadir di negeri tercinta. Banyak orang yang bisnisnya terganggu. Termasuk bisnis yang saya jalani. Work from Home mulai diberlakukan. Efeknya tidak ada yang ke tempat kerja sehingga tidak bisa berjualan. Awal Juli 2021 saya memutuskan resign. Saya mencoba untuk fokus pada bisnis yang saya jalani. Maa syaa Allah ketika saya memutuskan untuk resign dan fokus pada bisnis, Allah hadirkan banyak keajaiban. Akhir Juli 2021 ternyata profit saya tembus 7 kali lipat dari gaji bulanan di tempat saya bekerja. Alhamdulillah. Kaget juga, biasanya kalo liat rekening tiap akhir bulan jumlahnya sekian juta. Ternyata ini bisa sampai puluhan juta. Ini profit lho, bukan omset. Kira-kira kalo profit segitu omsetnya berapa ya? Mau tau berapa besar omsetnya? Sini simak ebook saya.